Oleh: Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA. (Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Koperasi Indonesia)
Pekan lalu, saya mendapat kesempatan berdiskusi dengan pimpinan dan dosen pada sebuah pendidikan tinggi intelijen di Indonesia. Dialognya cukup seru bagaimana merancang dan mengembangkan sistem kurikulum intelijen. Lembaga tersebut memasang semboyan “Velox et Exactus”. Suatu istilah yang masih asing bagi kalangan umum, kecuali mereka yang lama berkecimpung di dunia intelijen. Veloc et exatus berasal dari Bahasa Latin bermakna cepat (fast) dan tepat (accurate). Kata “veloc” dimaknakan sebagai suatu gerakan yang cepat dan lincah dalam melakukan pekerjaan. Hal ini menggambaran sifat seseorang yang mampu bertindak “gercep” atau gerak cepat dalam bertindak dengan dibarengi oleh kecerdasan yang tinggi. Sedangkan ”exactus” diartikan suatu kondisi tepat dan tajam dalam menganalisis suatu masalah. Yaitu bagaimana seseorang atau organisasi patut memiliki kompetensi atau kemampuan berfikir dengan dilandasi oleh kecerdasan yang tinggi dan kemampuan menganalisis dengan tepat.
Dengan demikian, semboyan veloc et exactus bisa dimaknakan sebagai deskripsi yang merepresentasikan seseorang, kelompok atau organisasi yang memiliki sifat bekerja cepat, akurat dan tepat dalam bertindak dengan naluri ketajaman berfikir yang jitu untuk mencapai tujuan tertentu. Sifat cepat dan tepat inilah sering diterapkan dalam dunia intelijen. Yaitu bagaimana informasi atau data bisa segera dikumpulkan, dianalisis, dan ditindaklanjuti dengan tindakan yang terukur, presisi, untuk mencapai target sasaran, terutama untuk kepentingan keamanan negara.
Intelijen
Kata “intelijen” atau sering disingkat “intel” merujuk pada kegiatan sistimatis yang dilakukan seseorang, kelompok, atau organisasi untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memanfaatkan informasi yang relevan untuk kepentingan strategis tertentu secara lokal ataupun nasional. Lingkup kerja intelijen juga mencakup proses interpretasi dan distribusi informasi untuk memahami suatu kasus secara lebih komprehensif untuk suatu pengambilan keputusan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intelijen berarti orang yang bertugas mencari (mengamat-amati) seseorang; dinas rahasia. Ini juga memberi makna bahwa intelijen sebagao dinas rahasia suatu negara atau lembaga tertentu yang bertugas mengumpulkan data, informasi untuk kepentingan strategis keamanan negara. Bila zaman dulu, intelijen identik dengan kegiatan mata mata dalam suatu peperangan, pada zaman modern, perkembangan intelijen berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi dengan memanfaatkan big data dan internet for all.
Saat ini dalam dunia intelijen dikenal dengan semboyan veloc et exactus. Yaitu suatu organisasi atau lembaga yang memposisikan core bussines nya bercirikan dua kata mujarab velox (cepat) dan exactus (tepat). Melalui Tindakan gerak cepat (gercep) dan tepat ini, diperlukan kompetensi sumberdaya manusia yang mampu bertindak cepat, tepat, presisi tinggi, dan kemampuan analisis yang tajam sebagai dasar pengambilan Keputusan. Walaupun pada awalnya spirit veloc et exactus, dikenal hanya untuk organisasi yang bergelut dalam dunia intelijen. Saat ini, semangat cepat dan tepat telah dikembangkan pada bidang lain sebagai sebagai suatu tuntutan agar tujuan organisasi bisa tercapai. Dalam dunia bisnispun, semangat veloc et exatus menjadi tuntutan penting, agar para pelaku bisnis bisa terus melanggengkan usahanya dan memenangkan persaingan.
Intelijen Bidang Lain
Kemampuan bertindak dengan ciri veloc et exactus (cepat dan tepat/tajam) telah banyak dikembangkan di berbagai bidang (Suheri, 2024). Berikut adalah beberapa contoh prinsip velox et exactus yang digunakan. Dalam dunia militer atau (pasukan khusus), dalam konteksnya, frasa ini bisa digunakan untuk menggambarkan unit atau pasukan khusus yang terlatih untuk bergerak dengan cepat dan menjalankan operasi dengan presisi dan ketajaman strategi. Di bidang teknologi atau perangkat elektronik, bisa diterapkan pada perangkat atau teknologi yang beroperasi dengan cepat dan memiliki kemampuan performa tinggi, seperti komputer yang mampu memproses data dengan efisiensi tinggi.
Di dalam bisnis atau organisasi, prinsip ini bisa menggambarkan perusahaan yang mampu mengambil keputusan dengan cepat dan efektif, memanfaatkan peluang dengan strategi tajam. Di bidang olahraga atau atlet, prinsip ini bisa menggambarkan seorang atlet yang memiliki kecepatan serta ketajaman dalam bermain, seperti seorang pemain sepak bola yang berlari cepat dan membuat keputusan akurat di lapangan. Kata kuncinya, frase velox et exactus ini secara metaforis digunakan untuk menekankan perlunya kemampuan seseorang untuk bertindak cepat dan berpikir tajam.
Intelijen Koperasi
Dalam perkembangan Perkoperasian di Indonesia, intelijen koperasi layak diperhatikan sebagai salah satu strategi agar manajemen pengelolaan koperasi dapat berjalan optimal. merujuk pada kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan analisis informasi yang berkaitan dengan koperasi, baik untuk tujuan keamanan maupun pengembangan. Ini bisa mencakup pemantauan potensi risiko, analisis pasar, atau pengawasan terhadap kegiatan koperasi untuk memastikan kepatuhan dan efektivitas. Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan intelijen koperasi (AI Overview, 2025).
Pertama, Intelijen Keamanan. Intelijen koperasi dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi ancaman terhadap koperasi, seperti penipuan, pencurian, atau kegiatan ilegal lainnya.
Kedua, Intelijen Pengembangan. Intelijen juga dapat digunakan untuk menganalisis pasar, mengidentifikasi peluang bisnis baru, dan membantu koperasi membuat keputusan yang lebih baik dalam pengembangan usahanya.
Ketiga, Intelijen Kepatuhan. Yaitu intelijen dapat membantu memastikan bahwa koperasi beroperasi sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku. Keempat, Intelijen Persaingan. Intelijen juga dapat digunakan untuk memantau kegiatan pesaing dan mengidentifikasi strategi yang efektif dalam persaingan pasar.
Contoh Penerapan Intelijen koperasi dapat dimanfaatkan dalam menganalisis Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Sejumlah pemberitaan menyebutkan adanya program Koperasi Merah Putih yang diluncurkan pemerintah pusat. Program ini bertujuan untuk membentuk 80.000 koperasi baru, dan intelijen koperasi dapat digunakan untuk memastikan bahwa program ini berjalan efektif dan transparan. Dalam pengawasan dana, Laporan Tribunenews.com menyebutkan setiap koperasi akan mendapatkan dukungan modal, sehingga intelijen dapat digunakan untuk mengawasi penyaluran dan penggunaan dana tersebut.Dalam Pencegahan Risiko. Intelijen dapat membantu mengidentifikasi potensi risiko seperti penipuan atau penyalahgunaan dana dalam koperasi, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil.
Secara keseluruhan, intelijen koperasi berperan penting dalam menjaga keamanan, efektivitas, dan keberlanjutan koperasi dalam menjalankan usahanya sesuai dengan regulasi dan ketentuan yang berlaku dalam memberi kesejahteraan anggota dan masyarakat secara lebih luas.
Yuk kita kuatkan spirit velox et exactus dalam berkoperasi!