Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA. (Wakil Rektor I Universitas Koperasi Indonesia)
Namanya keren. Black Soldier Fly (BSF) atau Lalat tentara hitam. Dalam dunia pengetahuan, lalat ini memiliki nama ilmiah Hermeti Illucens. Salah satu jenis lalat yang banyak ditemukan di tempat sampah organik. Dalam satu dasawarsa terkhir, jenis lalat ini menjadi ikon. Namanya banyak disebut sebagai jenis serangga bersih yang memiliki nilai tambah untuk membantu mengurangi penanganan limbah organik. Malahan para ahli menyebut larva lalat tentara hitam ini memiliki potensi protein tinggi yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia saat ini dan masa mendatang. BSF atau lalat tentara hitam merupakan salah satu insekta yang mulai banyak dipelajari karakteristik dan kandungan nutrisinya. Lalat ini berasal dari Amerika dan selanjutnya tersebar ke wilayah subtropis dan tropis di berbagai belahan Dunia, termasuk ke Indonesia. Kondisi iklim tropis Indonesia sangat ideal untuk budidaya BSF. Jenis lalat ini sangat mudah untuk dikembangkan dalam skala produksi masal dan tidak memerlukan peralatan yang khusus. Tahap akhir larva (prepupa) dapat bermigrasi sendiri dari media tumbuhnya sehingga memudahkan untuk dipanen. Selain itu, lalat ini bukan merupakan lalat hama dan tidak dijumpai pada pemukiman yang padat penduduk sehingga relatif aman jika dilihat dari segi kesehatan manusia. Larva dari lalat ini (Maggot BSF) banyak dimanfaatkan untuk mengelola limbah. Lalat ini memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengurai sampah organik. Larva ini memanfaatkan limbah tersebut sebagai sumber makanannya. Kemampuan larva dalam memakan sampah organik karena dalam ususnya terdapat bakteri selulolitik yang menghasilkan enzim selulase yang berperan dalam hidrolisis selulosa. Oleh sebab itu pemanfaatan sampah organik ini secara tidak langsung membantu mengurangi sampah tersebut sehingga berperan dalam penanganan limbah organik, secara masal. Lalat Bertuah dan Bersahabat Lalat tentara hitam ini mempunyai bentuk tubuh seperti tawon. Ia memeiliki ukuran panjang tubuh sekitar 16 mm dengan dominasi warna hitam. Sosok kepalanya berbentuk lebar dengan antena yang panjangnya dua kali panjang kepalanya. Bentuk kaki lalat ini berwarna hitam dengan tarsi keputihan. Hal yang unik, sayapnya memiliki membran, dan ketika saat istirahat, membran ini bisa dilipat di atas perut. Maggot BSF memiliki siklus metamorfosis sempurna dan memiliki 5 fase siklus metamorfosis dalam hidupnya. Siklus hidup larva ini terjadi + selama 40 hari, dimulai dari fase telur, larva, prepupa, pupa kemudian menjadi lalat Black Soldier Fly dewasa. Fase hidup lalat tentara hitam rata-rata sekitar 7 hari. Lalat ini hanya minum, dan tidak memakan apa pun. Lalat ini tidak merupakan vektor penyakit seperti lazimnya lalat sampah lainnya. Lalat ini bersih dan bersahabat dengan manusia berdasarkan manfaatnya. Seekor lalat BSF betina mampu menghasilkan 500-900 telur dalam sekali perkawinannya, yang kemudian menetas dan menjadi larva. (Wikipedia, 2023). Larva ini disebut dengan maggot. Dalam sehari seekor maggot mampu mengkonsumsi makanan sebanyak dua kali dari berat beban tubuhnya. Makanan larva adalah sampah sampah organik yang saat ini sampah organik ini menjadi salah satu permasalahan lingkungan. Dengan adanya maggot yang mengkonsumsi sampah organik, akan meminimalkan jumlah sampah organik yang ada di lingkungan sehari hari. Larva ini sangat doyan sisa potongan sayur – sayuran, nasi bekas,limbah bekas makanan manusia lainnya. Larva lalat tentara hitam sangat bertuah dan bersahabat. Ia memakan berbagai jenis bahan organik dengan rakus, termasuk sampah makanan, dan mengurangi berat sampah sekitar 50% dan pada tingkat yang lebih cepat daripada metode pengomposan konvensional. he larvae of the black soldier fly feed voraciously on various types of organic matter, including food waste, and reduces the weight of the waste by about 50% and at a faster rate than conventional composting methods. (UNDP, 2023). Begitu bertuah dan bermanfaatnya peran maggot BSF bagi pemenuhan konsumsi kebutuhan protein pendudukan Indonesia, Pakpahan (2024) meyakini andaikan BSF ini dijadikan komoditas peternakan utama, maka untuk memenuhi kebutuhan protein seluruh penduduk Indonesia 282 juta diasumsikan semuanya sebagai orang dewasa mengkonsumsi protein 80 gran/hari, luas lahan peternakan yang diperlukan tidak mencapai 100.000 ha. Hemat sekali. Apabila dikembangkan peternakan serangga BSF ini, akan menghasilkan protein yang mencukupi kebutuhan protein per hari 80 gram dan jumlah penduduk Indonesia 282 juta orang. Maka untuk memenuhi kebutuhan protein tsb cukup menggunakan areal peternakan serangga sekitar 62.000 ha (tidak mencapai 100.000 ha). Lalat Dalam Al Quran Dalam Al Quran surah Al Hajj ayat 73, Allah SWT berfirman “Wahai manusia. Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah”. Salah satu bentuk tamsīl atau perumpamaan dalam al-Qur’an adalah perumpamaan yang menggunakan hewan khususnya serangga, termasuk lalat. Dalam al-Qur’an, serangga termasuk lalat sering dijadikan perumpamaan untuk menyampaikan pelajaran dan hikmah yang mendalam. Serangga yang sering dianggap remeh dan kecil, digunakan untuk menunjukkan hikmah dibalik ciptaan Allah, sekaligus untuk menyampaikan pelajaran moral dan spiritual kepada manusia. Perumpamaan lalat yang menunjukkan betapa lemahnya berhala berhala yang disembah oleh orang-orang musyrik karena mereka tidak bisa menciptakan makhluk sekecil lalat, dan bahkan tidak bisa mengambil kembali sesuatu yang diambil oleh lalat. Hewan kecil yang sering dikaitkan dengan hal-hal yang kotor justru Allah jadikan salah satu perumpamaan bahkan Allah kaitkan dengan permasalahan Ketuhanan. Itulah balada seekor lalat tentara hitam. Black soldier flier. Kehadirannya menjadi ikon sebagai sumber protein hewani yang menjanjikan. Mahluk kecil yang sering dianggap kotor dan menjijikkan, padahal ia sosok serangga bertuah dan baik hati. Bila pembaca berminat lebih lanjut untuk membudidayakan Maggot BSF, silahkan datang ke Kampus IKOPIN University, kampus Pendidikan Jatinangor.